Sunday, 11 October 2015

Senja di puncak Ungaran, Entah mengapa kemudian aku memutuskan untuk pergi dari tepi jurang belakang kampusku untuk sejanak menyimpan air mataku, baru beberapa menit yang lalu aku berfikir untuk turun ke kota Semarang, entahlah, mungkin keramaian yang mampu menyelamatkanku. Aku sudah meninggalkan tempat itu dan membuang pemikiran itu, aku telah beranjak pergi darisana dan pergi ke tempat yang aku rasa engkaupun tak perlu mengetahui namanya, aku tidak pernah berharap engkau akan memahami ceritaku, namun setidaknya, izinkan aku untuk membuang keluhku kepadamu. kurang dari satu jam yang lalu, aku yakin, namun entah rasanya begitu lama. beberapa menit yang lalu aku telah mengerti satu pelajaran besar dalam kehidupanku. akhirnya kini aku mengerti, kenapa Tuhan selalu menyembunyikan waktu kematian seseorang, bahkan ia tidak pernah mau memberitahu kepada makhluknya yang taat sekalipun. Beberapa menit yang lalu pula aku merasa bahwa aku telah mati, aku mengetahui akhir dari kisahku, namun ragaku belum terlalu cepat untuk merasakan apa yang hatiku rasakan. masih dalam satu tema seperti yang aku keluhkan padamu, masih tentang seseorang yang begitu aku sayangi, hingga tidak pernah ada dalam fikiranku bagaimana aku dapat berjalan dalan dunia ini tanpanya. Baru beberapa hari yang lalu, aku berfikir mengapa Tuhan baru mempertemukanku di Tahun 2014, 6 tahun bersama namun tidak pernah bersatu, hingga akhirnya aku menyadari bahwa selama 6 tahun itu pula, Tuhan ingin menguji kami sebagai sepasang partner yang harus bertahan bersama. tepat setelah kami berpisah sebagai sepasang partner, Tuhan memberikanku kesempatan untuk menyatakan perasaanku kepadanya. Kini, 1 tahun 8 bulan 27 hari semenjak hari itu, bahkan aku tidak menyangka aku mampu sampai pada hari ini. sosok wanita angsa yang selalu aku cari 4 tahun yang lalu, aku merasa aku telah menemukannya, sosok wanita yang selalu terlihat anggun di tengah kesibukannya. sosok wanita yang akan selalu engkau rindukan dalam keletihanmu. sosok wanita yang bahkan hanya dengan senyum kecilnya mampu membuat soremu menjadi pagi kembali. mungkin memang terlambat untuk 6 tahun itu, namun jikapun aku diberi kesempatan kembali ke masa itu kembali, aku yakin aku tidak akan mau mengulanginya kembali.

No comments:

Post a Comment